Grafik Harga Dinar dalam Rupiah dan Dollar

grafik harian

Performa Harga Dinar dalam Jangka Pendek & Panjang

Selasa, 10 Januari 2012

Melihat Dengan Hati


Oleh Muhaimin Iqbal (geraidinar.com)

Suku Cherokee adalah penduduk asli Amerika yang kebanyakan tinggal di bagian tenggara negeri itu, mereka memiliki tradisi yang unik dalam menghadapi kehidupan. Di antaranya adalah cara mereka mengantarkan anak-anak laki-lakinya menuju usia dewasa. Pada malam hari-H menjelang dinobatkan sebagai lelaki dewasa, anak laki-laki Cherokee ditutup matanya dan di taruh di tengah hutan.  Keesokan harinya ketika matahari sudah terang,  penutup mata baru dibuka dan hari itu dia telah menjadi lelaki dewasa – siap mengemban tugas seorang laki-laki !

Di tengah hutan, di malam hari dan dengan mata tertutup – bisa dibayangkan pengalaman luar biasa yang harus dilalui lelaki belia suku Cherokee ini. Dia bisa mendengar desisan suara ular yang mendekat, pijakan kaki para binatang buas pada ranting-ranting dahan yang kering, lolongan serigala di kejauhan dan segala macam bentuk suara malam lainnya.

Dengan pengalaman malam yang luar biasa ini, keesokan harinya ketika mata lelaki muda ini terbuka – dia menjadi lebih siap untuk menghadapi hidup dengan segala macam persoalannya - dia menjadi lebih siap untuk mendengarkan ‘suara alam’-nya. Konon karenawisdom-nya inilah suku Cherokee meskipun menjadi suku atau penduduk asli yang ditindas oleh para pendatang – mereka tetap exist sampai sekarang.

Terapi dengan mata tertutup ini kemudian banyak ditiru oleh pelatihan-pelatihan modern untuk bisa ‘membaca’ dan memahami lingkungannya. Bisa untuk pelatihan beladiri, militer dan bahkan juga untuk motivasi usaha dan para penyelenggara negara.

Mungkin tidak pernah terbayangkan oleh kita – apa yang bisa dilihat oleh orang yang matanya tertutup. Pekan lalu anak dan istri saya mengantarkan seorang pemijit tuna netra pulang kerumahnya. Anak maupun istri saya belum pernah tahu rumah si teteh tukang pijit ini – jadi sepenuhnya mengandalkan si teteh tunanetra untuk menunjukkan jalannya pulang ke rumah.

Subhanallah, di jalan yang sempit dengan begitu banyak belokan dan gang – si teteh yang buta tersebut dengan sangat akurat bisa menuntun anak saya yang mengemudikan mobil untuk tahu dimana gang-gang yang dia harus belok secara sangat tepat. Ketika anak saya mau berbelok di gang yang salah, si teteh-pun langsung bereaksi “…bukan yang ini mbak, belokan satu lagi !”.

Dengan apa si teteh melihat ?, kalau berjalan kaki dan menggunakan tongkat mungkin dia bisa mendeteksi berdasarkan kecepatan jalan dan dengan sentuhan tongkatnya, tetapi di dalam mobil dengan kaca tertutup – dengan kecepatan mobil yang tidak beraturan – lantas dengan apa dia melihat ?. Tidak akan mudah bisa dipahami oleh orang-orang yang diberi karunia penglihatan lengkap seperti kita-kita.

Maka sesungguhnya Allah-pun sudah memberi petunjuk kepada kita untuk bisa melihat tidak hanya dengan mata yang merupakan karuniaNya yang tidak bisa dihitung nilainya – tetapi juga dengan hati kita. Di antara petunjuk-petunjuk itu antara lain ada di ayat-ayat berikut :

Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka Barang siapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barang siapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudaratannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara (mu)”. (QS 6: 104)

Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya)”. (QS 7 : 64)

Dan barang siapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar)”. (QS17 :72)

Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada”. (QS 22 :46).

Barangkali ‘melihat’ dengan hati inilah yang memang perlu benar dilatihkan di umat dan bangsa ini – utamanya para pemimpin, para penegak hukum dan para pembuat undang-undangnya. Seandainya saja mereka bisa ‘melihat’ dengan hatinya – bukan hanya dengan matanya – maka peristiwa-peristiwa aksi penggalangan koin, penggalangan sandal jepit,sekeluarga mati karena makan singkong beracun dlsb. insyaallah tidak terjadi lagi.

Lha wong suku Cherokee yang tidak mendapatkan Al-Qur’an saja dilatih untuk melihat dengan hati-nya kok, masak kita tidak  ?.

Wa Allahu A’lam.

0 comments:

Posting Komentar