Grafik Harga Dinar dalam Rupiah dan Dollar

grafik harian

Performa Harga Dinar dalam Jangka Pendek & Panjang

Senin, 02 Januari 2012

Emas 2011 & Prediksi 2012


Oleh Endy J. Kurniawan (endyjkurniawan.com)

Perilaku emas selama 2011 seperti roller coaster. Terutama di paruh kedua, penguatan yang diawali quartal kedua hingga mencapai puncaknya di 6 September menurun deras kembali ke jalur ‘normal’nya. Mengapa jalur normal, karena setelah sempat menyentuh angka kenaikan 43% pada puncak di bulan September, ia melandai dan menunjukkan performa 22,84% pada hari transaksi terakhir 2011 di pasar lokal (Kitco menyebut performa berbeda yaitu 26% dan Gold Bullion 24,71%). Dengan acuan kenaikan harga lokal (22,84%) tersebut, maka dibandingkan 2010 kenaikan emas sedikit menurun dari 24,1%. Dalam 10 tahun terakhir, emas tetap stabil dan telah naik 368,87%.

Analis besar dari Goldman Sachs, Bloomberg, Kitco dan Morgan Stanley di medio 2011 mengatakan bahwa emas akan segera mencapai $2.000/toz di akhir 2011 dan sewaktu angka $1.900 tercapai di awal September, setiap investor menahan nafas bersiap merayakan angka psikologis baru tersebut, sebagaimana penyimpan Dinar merayakan Rp 2 juta per keping yang tembus di awal 2011. Kita catat mereka gagal memprediksi. Perhatikan bahwa tidak satupun dari kita (dan mereka) yang bisa meramalkan harga emas dalam hitungan bulanan apalagi menggunakan trend sesaat pada periode berjalan. Prediksi tersebut lebih berbau euforia, diluar kepentingan bisnis yang kadang perlu sentimen tertentu untuk menekan harga saham supaya investor besar bisa masuk di harga murah per lembarnya (ingat bahwa seringkali harga emas, yang sifatnya oposit dari nilai surat berharga, bergerak berkebelikan dari indeks saham).

Sebagai data faktual, mari kita kupas performa emas menggunakan angka. Harga emas 2011 dibuka di $1.420/toz (1 toz atau Troy Ounce adalah 31,105 gram) dan ditutup di angka $1.566/toz pada 30 Desember. Harga emas terendah pada 2011 adalah $1.315/toz terjadi pada 26 Januari 2011 dan puncaknya pada 6 September 2011 mencapai $1.921/toz. Secara rata-rata harga emas 2011 adalah $1.550/toz, naik $325 dibanding rata-rata tahun 2010 yaitu $1.225/toz..

Bagaimana 2012? Disebabkan ketidakpastian situasi Eropa, Amerika (juga Cina), fungsi asal dari emas yaitu Safe Haven akan mendorong investor besar untuk mencadangkan dananya dalam bentuk emas. Krisis Eropa yang belum mencapai dasarnya,pertumbuhan Cina yang melambat, dan rencana pemulihan Amerika melalui stimulus (Quantitative Easing) jilid berikutnya akan justru membuat investor institusional berjaga-jaga di komoditas kemlau itu. Kondisi ini agak ‘rawan’ karena 70% dana investor emas global adalah berasal dari mereka. Mereka juga mudah ‘swing’ karena satu-satunya pendorong aksi mereka adalah profit. Seandainya situasi ekonomi membaik dimotori Asia termasuk Indonesia, mereka akan meninggalkan emas (melepas besar-besaran) lalu hijrah ke sektor keuangan. Emas akan lebih bergejolak tahun depan.

Pada 2012 emas diprediksi naik 17%, dalam kondisi normal dimana stimulus (QE) di Amerika tak dijalankan. Jika rencana ini dieksekusi, USD akan (dibuat) jatuh, maka musuhnya yaitu emas akan mengalami kenaikan signifikan.
Dalam kondisi ini, saya ingin menyarankan kepada para investor di tahun 2012 untuk :
- Memegang koridor “1 tahun” sebagai jangka waktu minimal dalam investasi emas pasif, tidak bisa lebih pendek daripada itu
- Masuk dari awal sekali ketika harga emas sangat bersahabat (awal 2012) dan menjadikannya sebagai dana cadangan
- Cara investasi yang berbau spekulasi seperti beli-gadai bertingkat akan sangat berbahaya dilakukan karena gejolak harga emas
- Investment grade yang diterima Indonesia adalah peluang melakukan bisnis apapun, terutama yang memerlukan periode jangka waktu penanaman modal jangka panjang, seperti permodalan untuk properti dan lainnya. Investasi riil seperti ini bisa jadi alternatif selain menyimpan emas pasif sebagai fungsi proteksi.

Selamat menyambut mentari baru 2012 dan berinvestasi.

0 comments:

Posting Komentar