Grafik Harga Dinar dalam Rupiah dan Dollar

grafik harian

Performa Harga Dinar dalam Jangka Pendek & Panjang

Rabu, 04 Januari 2012

Lubang Kebahagiaan


Oleh Muhaimin Iqbal (geraidinar.com)

Di negeri China komunis beberapa puluh tahun lalu, seorang aktivis bisa dipenjara hanya karena tulisan dan pemikirannya yang dipandang tidak sejalan dengan komunisme. Salah yang di penjara ini ditaruh dalam sel terpisah dari yang lain, berdekatan dengan sel seorang pembunuh dan penjahat besar – karena di negeri itu dahulu pemikiran bebas dipandang sama berbahayanya dengan pemikiran jahat. Beruntung si aktivis, ada sedikit keretakan di tembok sel yang dia tempati – sehingga dari lubang yang sangat sempit ini dia bisa mengintip keluar ke dunia bebas dari waktu ke waktu.

Setiap kali si aktivis habis mengintip keluar, si penjahat di sel sampingnya selalu bertanya – apa yang dia lihat. Karena si aktivis ini juga seorang penulis, dia bisa bercerita sangat detil tentang apa yang dilihat-nya. Ketika dia bercerita indahnya sawah, sungai, burung-burung yang terbang bebas – si penjahat memejamkan matanya , membayangkan dirinya menikmati alam bebas yang digambarkan oleh si aktivis.

Ketika si aktivis bercerita di kejauhan ada parade tentara yang baris berbaris di lapangan, si penjahat memejamkan matanya, menikmatinya seolah-olah dia lagi menjadi komandan dari tentara-tentara tersebut. Demikianlah kehidupan dua orang yang bertetangga dalam penjara ini, hari berganti tahun – mereka berdua tidak punya harapan untuk dibebaskan entah kapan – jadi kebahagiaan keduanya hanya diperoleh melalui cara tersebut – si aktivis ‘mengintip’ dunia melalui lubang kebahagiaannya, si penjahat ikut berbahagia meskipun hanya membayangkannya.

Dasar otak jahat si penjahat, setelah sekian tahun berlalu – munculah ide jahatnya, setan jahat membisikannya dengan pertanyaan yang menantang “mengapa selama ini hanya si aktivis yang bisa mengintip dunia luar sedangkan dia hanya bisa membayangkannya ?. Mengapa tidak dia sendiri yang mengintipnya ?”. Maka kebiasaan lama dia sebagai seorang pembunuh muncul, entah dari mana dia bisa melemparkan racun ke sel sebelahnya tepat masuk ke tempat minum si aktivis ketika dia lagi tidur.

Si aktivis meninggal keesokan harinya dan mayatnya dibawa keluar oleh sipir penjara. Sebelum sel yang kosong ini diisi lagi dengan narapidana lainnya, si penjahat minta ke sipir untuk dipindahkan ke sel tersebut dan si sipir setuju.

Dengan girang dia memasuki sel-nya yang baru karena berharap bisa mulai mengintip dunia luar. Setelah sel dikunci dan sipir meninggalkannya sendirian, mulailah dia beraksi untuk mengintip dunia luar. Namun bukan kepalang kagetnya ketika dia mengintip melalui lubang yang sama yang selalu dilakukan oleh si aktivis, yang dilihatnya adalah kuburan tempat memakamkan narapidana-narapidana – yang pada meninggal – karena saking lamanya dipenjara !.

Setiap kali dia mencoba mengintip, selalu yang nampak di matanya adalah kuburan dan kuburan – dia tidak bisa melihat apa yang ada di kejauhan. Padahal ketika si aktivis mengintip, sebenarnya dia juga melihat kuburan yang sama pas di depan matanya,  tetapi fokus penglihatannya bukan pada kuburan tersebut – dia fokuskan pada pemandangan di kejauhan, dimana dia bisa melihat sawah, sungai, burung-burung dan bahkan tentara yang lagi parade.

Karena setiap saat pikiran si penjahat selalu dihantui oleh kuburan yang dia lihat dari lubang selnya, dia tidak bisa bertahan dan meninggal tidak seberapa lama justru setelah dipindahkan ke sel yang diidam-idamkannya.

Ada dua pelajaran dari cerita ini.  Pertama adalah tentang syirkah atau kerjasama, kita sering melihat peran orang lain lebih enak sehingga timbul niatan untuk mengambilnya – bahkan kadang dengan cara yang tidak baik. Padahal kalau kita diberi peran yang kita inginkan dari orang lain tersebut, belum tentu kita bisa melaksanakan sebaik yang orang lain laksanakan.

Demikian pula dalam kerjasama membangun usaha, rata-rata kerjasama usaha buyar ditengah jalan. Bila usaha berjalan baik, menghasilkan untung yang banyak – buyarnya karena rebutan harta, sebaliknya bila usaha tidak berjalan baik dan merugi – buyarnya karena saling menyalahkan.

Itulah sebabnya dalam membangun kerjasama dibidang apapun, apakah itu untuk berbisnis, berdakwah, berpolitik, bernegara dlsb, harus dibangun dengan dasar amanah.  Allah bersama orang-orang yang bersyirkah, selama semua pihak saling menjaga amanahnya masing-masing, dan Allah akan meninggalkannya ketika ada salah satu pihak yang mulai berkhianat.

Kedua adalah tentang kebahagiaan, kebahagiaan itu tidak datang lewat pintu rumah atau lubang untuk mengintip – tetapi dia datang melalui pintu hati. Dengan pemandangan yang sebenarnya persis sama, si aktivis memfokuskan matanya untuk melihat yang indah-indah – sedangkan si penjahat hanya bisa fokus pada yang buruk-buruk.

Cara melatih hati untuk menikmati kebahagiaan-pun sama dengan cara melatih mata untuk fokus penglihatan. Bayangkan sekarang apa yang sebenarnya ada diluar sel penjara-nya dua orang tersebut diatas. Pas mepet dengan sel adalah kuburan, setelah itu ada sawah dan sungai, dan dikejauhan ada lapangan tempat tentara berparade. Si aktivis bisa melihat semuanya, sehingga dia bisa menikmati kebahagiaan melalui lubang kebahagiaannya.

Tetapi tidak demikian bagi si penjahat, dia hanya bisa melihat kuburan yang pas ada di depan matanya. Dia tidak bisa melihat sawah dan sungai apalagi lapangan di kejauhan. Lubang yang sama yang telah memberi si aktivis kebahagiaan – dan sebenarnya juga menularkannya ke si penjahat untuk beberapa tahun, sebelum serakahnya kambuh – ternyata menimbulkan kesengsaraan ketika dia ingin melihatnya sendiri.

Jadi bila Anda melihat hal-hal yang buruk di hadapan Anda, coba ubah fokus mata hati Anda untuk bisa melihat di kejauhan, siapa tahu di kejauhan sana ada berbagai keindahan yang bisa Anda nikmati. InsyaAllah.

0 comments:

Posting Komentar