Grafik Harga Dinar dalam Rupiah dan Dollar

grafik harian

Performa Harga Dinar dalam Jangka Pendek & Panjang

Kamis, 09 Juni 2011

Berhaji dengan Strategi ONH Emas


Naik haji harus menjadi cita-cita semua umat muslim. Betul, naik haji itu bila mampu. Apabila umat muslim rata-rata ‘mampu’, tentu lebih banyak berguna kepada sesama dan lingkungannya daripada yang kurang mampu. Untuk menjadi mampu, kita harus berusaha dalam hal rezeki maupun cara-cara pengaturannya. Untuk menunaikan ibadah hajipun, ada cara dan strateginya agar kita tidak keteteran akibat naiknya biaya ONH setiap tahunnya karena inflasi dan faktor lainnya. 

Apabila sudah paham cara dan strateginya, maka laksanakan sedari awal! Bagi saya, penting untuk bisa beribadah haji di usia muda. Mengapa? Karena haji banyak melibatkan aktivitas fisik; belum lagi cuaca daerah gurun yang ekstrim—panas sekali atau dingin sekali, tercatat setidaknya ada lima ritus haji yang berpotensi membuat jamaah mengalami kelelahan fisik, yaitu tawaf, sai, wukuf di Arafah, bermalam di Muzdalifah dan lontar jumroh. Jika berangkat haji pada usia yang tidak lagi muda, kondisi fisik tidak lagi prima sehingga dikhawatirkan akan mengalami gangguan kesehatan. Hal ini tentu dapat menganggu pelaksanaan ibadah haji. Kita tentu ingin beribadah dengan maksimal dan sesempurna mungkin, bukan? Oleh karena itu, ayo kita berhaji selagi usia kita muda! Saya pun bercita-cita naik haji sebelum usia 35 tahun. Semoga bisa terkabul doa saya dan Anda juga, amin YRA..

Nah, berikut kompilasi kultwit @ahmadgozali tanggal 5 Mei 2011 tentang strategi naik haji dengan menggunakan emas (logam mulia/LM) #ONHemas. ONH semakin lama semakin mahal! Jika dirupiahkan, ONH naik dari Rp 7.5 juta pada tahun 1997, menjadi Rp 28 juta di tahun 2007 dan Rp 35 juta di tahun 2010. Komponen terbesar ONH adalah biaya internasional yang dikenakan dalam nilai mata uang USD; seperti angkutan penerbangan atau penginapan di Saudi. Nilai mata uang rupiah (IDR) melemah terhadap USD, hal itulah yang menyebabkan ONH menjadi MAHAL.

Sekalipun ONH dihitung dalam USD, akan tetap mengalami kenaikan karena adanya inflasi. Jika di tahun 1997 ONH sebesar $ 2500, di tahun 2010 jumlahnya naik menjadi $ 3500. Menyiapkan ONH dalam IDR, artinya kita harus berinvestasi yang hasilnya bisa bertambah 3.5 x lipat dalam waktu 14 thn. Atau sekitar 12% per tahun konsisten. Jika menyiapkan ONH dalam USD, artinya harus berinvestasi yang menghasilkan return sebesar 40% dalam waktu 14 tahun. Atau sekitar 3% per tahun konsisten. Baik berinvestasi IDR 12% per tahun maupun USD 3% per tahun masih bisa dilaksanakan. Kesulitan yang sering ditemui adalah kemampuan kita untuk berinvestasi secara KONSISTEN, dalam jumlah dan jangka waktu yang panjang.

Satu lagi kesulitan adalah daftar antrian haji yang bisa mencapai 4 – 5 tahun, tergantung daerah pendaftarannya. Untuk Jakarta Raya, antrian haji ‘hanya’ butuh waktu 3 tahun saja. Dalam masa antrian itu, sebagian besar dana harus dikunci tidak bisa diinvestasikan. Mekanisme pendaftaran haji adalah membuka tabungan haji di Bank (Syariah ya!), menyetor Rp 25 juta untuk dapatkan nomor kuota, setelah itu melapor ke Kemenag atau Kandepag setempat untuk mendapat kepastian tahun keberangkatan. Setelah itu, kita dapat mencicil pelunasan ONH sambil menunggu waktu keberangkatan.

Selama waktu menunggu kuota itulah tanpa disadari ONH terus naik. Setoran kita sebesar Rp 25 juta yang seharusnya merupakan 70% dari ONH, jangan-jangan pada saat keberangkatan hanya tinggal 50%-nya saja! Itu artinya, saat berangkat 4 – 5 thn kemudian, kemungkinan kita harus membayar sebesar Rp 25 juta lagi agar bisa berangkat! Alternatif lain, ambil Dana Talangan Haji dari Bank. Cukup dengan menyetor Rp 5 juta saja, maka Bank akan ‘menalangi’ Rp 20 juta yang disetorkan ke Kemenag untuk mendapatkan kuota haji. Bukan berarti kita berhaji dengan berhutang loh, tetapi hanya untuk mendapatkan kuotanya saja. ‘Hutang’ pendaftaran ini dilunasi dalam waktu maksimal 2 tahun, sedang waktu keberangkatan haji berkisar antara 3 – 5 tahun lagi.

Sekarang bagaimana ONH jika dilihat dari harga emas? Pada tahun 1997 ONH membutuhkan emas sebanyak 310 gram, lalu pada tahun 2007 emas yang dibutuhkan tinggal 145 gram saja dan pada tahun 2010 ONH cukup dengan 95 gram emas saja! Wow! 

Bagaimana caranya? Strateginya adalah dengan memanfaatkan dana talangan haji di Bank dan harga emas yang naik di atas inflasi agar bisa naik haji lebih cepat. Bagi yang sudah memiliki dana sebesar Rp 35 juta (biaya ONH tahun ini), strateginya adalah membeli emas Rp 30 juta + menyetor di tabungan haji Rp 5 juta. Lalu manfaatkan dana talangan Bank agar kita mendapat nomor antrian haji. Setelah 2 tahun, jual sebagian emas untuk melunasi talangan Bank yang sebesar Rp 20 juta. Setelah mendapat kepastian kuota dan tahun keberangkatan, jual sisa emas dan lunasi ONH. 

Dengan asumsi ONH naik 12% per tahun dan investasi emas naik sebesar 25% per tahun, maka sebelum berangkat kita malah akan punya surplus sebesar Rp 20 juta dengan strategi #ONHEmas. Woow!

Sebaliknya, jika dana sebesar Rp 35 juta tadi langsung dimasukkan semua dalam bentuk tabungan haji, 4 – 5 tahun kemudian kita malah harus nombok Rp 20 juta sebelum berangkat. Bayangkan dengan strategi #ONHEmas, kita malah surplus Rp 20 juta. Minus biaya talangan, mungkin nett–nya surplus sekitar Rp. 10 – 15 juta. Masih lumayan kan?

Beberapa Bank memfasilitasi dana talangan haji, misalnya BSM. Strategi #ONHEmas harus dijalankan sendiri. Ingat #ONHEmas adalah strategi, bukan produk.

Lalu bagaimana yang baru mulai dari nol? Untuk pemula, tahapannya dibagi menjadi 3:
Tahap – 1: Menyetor Rp 5 juta untuk mendapat dana talangan (waktu = 1 tahun).
Tahap – 2: Menyetor Rp 20 juta untuk melunasi talangan (tahap 1 + waktu 2 tahun).
Tahap – 3: Menyetor Rp 10 juta (tahap 2 + waktu 2 tahun).

Ingat, angka rupiahnya akan terus berubah sesuai aturan pemerintah. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

Pada tahap 1, buka rekening tabungan haji dan kumpulkan tabungan sebesar Rp 5 juta untuk bisa mendapat dana talangan. Sebaiknya tahap ini dilaksanakan dalam waktu kurang dari 1 tahun sebelum naik lagi nilainya.

Jika tahap 1 ini membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun untuk dicapai, maka lebih baik beli dinar dulu. Jual saat sudah bisa capai nilai tahap 1. Kita punya waktu 2 tahun setelah tahap 1 untuk mencapai tahap 2. Jika terlalu berat, tunda tahap 1 dengan cara parkir dana dalam bentuk emas. Dari tahap 2 sampai tahap 3, kita punya waktu 2 tahun juga. Jika terlalu berat, tunda tahap 1 dengan memarkir dana dalam bentuk emas.

Bagaimana kalau ONH-Plus? Karena waiting list-nya tidak sampai 4 tahun, biasanya cukup 1 tahun saja, maka strateginya tidak dibagi dalam 3 tahap. Kumpulkan emas 2x lipat dari haji biasa. Untuk tahun ini dibutuhkan sekitar minimal 190 gram, tergantung penyelanggara ONH-Plusnya. Mungkin 2 – 3 tahun lagi cukup hanya dengan 120 gram. Langsung daftar ketika dana sudah siap. 

Untuk dinar, tahun ini dibutuhkan 18.5 keping dinar untuk ONH biasa dan 37 keping dinar untuk ONH Plus. Bagaimana kalau tidak mau menjual emasnya karena sayang harganya yang naik terus? Ganti semua kata JUAL dengan kata GADAI. Di Bank Syariah juga ada fasilitas gadai emas kok. Bagaimana, mudah kan? Ayo kita segera ‘menabung’ emas untuk berhaji!

1 comments:

Fennycia Lim mengatakan...

situs judi online terpercaya
sabung s128 | casino online | judi bola | togel online | tembak ikan
Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
Telegram : +62812-2222-995 / https://t.me/bolavita
Wechat : Bolavita
WA : +62812-2222-995
Line : cs_bolavita

Posting Komentar