Grafik Harga Dinar dalam Rupiah dan Dollar

grafik harian

Performa Harga Dinar dalam Jangka Pendek & Panjang

Rabu, 17 Juli 2013

Dinar Emas Harga Subsidi

Oleh Muhaimin Iqbal (www.geraidinar.com)

Sebenarnya bukan hanya BBM yang disubsidi di negeri ini, terkadang otoritas moneter kita juga secara tidak langsung mensubsidi semua barang yang dibeli dari luar atau dibeli dengan harga Dollar. Bulan Juni lalu saja cadangan devisa kita berkurang lebih dari US$ 7 Milyar atau sekitar Rp 70 Trilyun untuk subsidi tidak langsung ini, diantaranya untuk subsidi emas atau Dinar kita ! Kok bisa ?

Source : BI & Pacific Exchange Rate Service

Perhatikan grafik disamping, data cadangan devisa saya kumpulkan dari BI untuk dua tahun terakhir. Sedangkan nilai tukar Rupiah, saya kumpulkan dari Pacific Exchange Rate Service. Dalam dua tahun terakhir ada kecenderungan penurunan cadangan devisa kita – yang mendekati 20 % dalam dua tahun. Sejalan dengan ini, Rupiah juga memiliki kecenderungan turun terhadap Dollar ( dalam grafik Dollar-nya yang naik) – mendekati 17 % pada periode yang sama.


Lantas dimana subsidinya ? Perhatikan ketika cadangan devisa kita menukik tajam seperti pada area yang saya lingkari, Berkurangnya cadangan devisa tersebut antara lain karena Bank Indonesia melakukan intervensi pasar - menggunakan devisa kita untuk mengamankan nilai tukar Rupiah agar tidak lebih drastis lagi turunnya.

Tanpa intervensi semacam ini hampir dapat dipastian nilai tukar Rupiah akan lebih rendah lagi dari yang per hari inipun sudah diatas Rp 10,000/US$. Artinya apa ini ? nili tukar yang sekarang sudah lebih rendah sekitar 17 % dari nilai tukar dua tahun lalu tersebut, sesungguhnya sudah merupakan nilai yang dijaga untuk bertahan lebih tinggi dari apa yang mungkin terjadi di pasar.

Perbedaan antara nilai tukar yang mungkin terjadi di pasar (tanpa intervensi) dengan nilai tukar Rupiah yang diintervensi inilah yang saya sebut sebagai subsidi tidak langsung dari otoritas moneter, untuk para pembeli barang-barang impor atau barang yang dinilai dalam Dollar.

Karena emas atau Dinar kita juga menggunakan acuan harga emas internasional dalam Dollar, yang kemudian kita beli dengan Rupiah – yang nilai tukarnya lebih tinggi dari yang seharusnya  karena intervensi tersebut – maka hari-hari ini kita masih dapat membeli harga Dinar yang disubsidi oleh BI secara tidak langsung.

Tanpa subsidi tidak langsung berupa intervensi pasar ini, besar sekali kemungkinannya bahwa nilai tukar Rupiah lebih rendah lagi yang berarti harga Dinar lebih tinggi dari yang sekarang kita nikmati. Sampai kapan ini terjadi ? sampai nilai tukar Rupiah berada pada keseimbangan baru dimana tidak lagi dibutuhkan intervensi BI terhadap nilai tukar Rupiah. Wa Allahu A’lam.

5 comments:

Posting Komentar